Tulisan: Dananjaya Wija Putera (@wpdnn)
Barcelona memang menjadi klub
yang sangat sukses dalam 4 tahun terakhir. Berbagai gelar telah mereka
menangkan. Kompetisi domestik, Eropa, maupun dunia. Mereka juga sukses menghasilkan
bakat-bakat berkualitas tinggi yang menjadi kunci keberhasilan Barcelona
beberapa tahun terakhir.
Nama yang paling mencolok di
antaranya, Lionel Messi, Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan berbagai nama
lainnya yang dihasilkan akademi Barcelona, La Masia. Ketika ditanya tim mana
yang memiliki akademi terbaik di dunia, mungkin mayoritas akan menjawab akademi
Barcelona, La Masia.
Dalam 4 tahun terakhir mereka
juga berhasil mengembangkan total
football karya Johann Cruyff
menjadi gaya permainan yang sangat dinikmati para fans Barcelona atau orang
yang menonton pertandingan Barca. Bahkan, gaya permainan ini digunakan oleh tim
nasional Spanyol dan menjadi negara nomor satu di dunia dalam hal sepakbola
(walaupun ekonomi mereka sedang bermasalah).
Saat ini banyak tim yang
mencoba untuk bermain seperti Barcelona. Mulai dari Swansea, Liverpool, dan
banyak tim lainnya yang mencoba menggunakan tiki
taka sebagai gaya permainan
mereka. Tim apa lagi yang menggunakan gaya permainan Barcelona? Mungkin bisa
dilihat dari tim yang mengutamakan penguasaan bola di lini tengah dan berusaha
mencari ruang kosong saat lawan mencoba merebut bola dari para pemain.
Tapi dari sekian banyak tim
yang mencoba, mungkin sampai saat ini belum ada tim yang sukses menggunakan
gaya permainan tersebut. Swansea mungkin bisa dibilang sukses, namun ukuran
dalam kesuksesan disini dilihat dari konsistensi tim di liga domestik,
kompetisi-kompetisi domestik maupun Eropa, dan gelar yang berhasil diraih.
Apabila ingin bermain
menggunakan gaya tiki taka sebuah tim harus memulainya secara
perlahan namun pasti, gaya permainan ini tidak bisa diterapkan secara instan.
Yang paling dekat dari keberhasilan ini adalah Swansea, apabila mereka
konsisten, mungkin mereka mencicipi kompetisi Eropa musim-musim berikutnya,
penyebabnya adalah filosofi Swansea yang digunakan saat ini sudah ditanamkan
bahkans sebelum Brendan Rodgers menjadi pelatih, dan saat Rodgers mencobanya di
Liverpool, terjadi sebuah shock di lapisan pemain Liverpool.
Sebuah tim yang terbiasa
memainkan sepakbola kick and
rush klasik dari Inggris
tiba-tiba diminta untuk bermain pelan? No, you can't do that in just one
season. Liverpool juga belum memilki pemain-pemain di lini tengah yang memiliki
kualitas seperti Xavi dan Iniesta, pemain yang mampu mengendalikan permainan
dan memberikan umpan-umpan yang matang dan terukur kepada penyerang yang akan
kemudian menyelesaikan tugasnya di depan gawang.
Sekilas memang terlihat
sempurna. Pasti banyak yang menganggap seperti itu, buktinya? Barcelona bisa
dikatakan sebagai penguasa Spanyol dan Eropa dalam beberapa tahun terakhir.
Pemain-pemain mereka juga
menjadi pemain kunci di tim nasional masing-masing. Xavi, Iniesta, Puyol,
Pique, dan Busquets di Spanyol. Messi dan Mascherano di Argentina. Ada nama
Dani Alves juga di Brasil, tapi mungkin perannya belum sebesar pemain-pemain
Barcelona lainnya karena saat ini Brasil sedang mengalami penurunan.
Barcelona bisa dikatakan
berhasil mengembangkan keseluruhan timnya tidak hanya dari tim senior, tim muda
mereka juga dikembangkan dengan konsentrasi yang tidak berbeda. Tim muda Barca
dikembangkan untuk menggantikan pemain-pemain senior mereka saat ini, dan
mereka juga sering mendapatkan kesempatan bermain dan bahkan dipromosikan ke
tim utama.
Ya mungkin kelemahan dari
Barca saat ini ‘hanya’ terletak di sektor kiper dan pertahanan. Melihat Victor
Valdes atau Jose Pinto memunggut bola dari gawangnya musim ini adalah sebuah
hal yang klasik (walaupun Barca hanya mengalami 4 kekalahan di seluruh
kompetisi musim ini). Bek? Barca mudah
terekspos dari sektor bek sayap. Dani Alves dan Jordi Alba mudah dilewati saat
diserang dari bagian tersebut (bisa dilihat saat Milan mengalahkan Barca di San
Siro). El Shaarawy, K.P. Boateng, dan
pemain-pemain lainnya yang menyerang melalui sektor tersebut hampir selalu
memberikan ancaman ke gawang Barca.
Tim yang berhasil mengalahkan
Barca umumnya juga berhasil memaksimalkan peluang melalui kelemahan yang
dimiliki Barca (atau memang sedang beruntung). Conceding a goal from a counter
attack, set-piece situation, or a fast attack is their main weakness right now.
Kelemahan lain yang
sebenarnya harus diwaspadai Barca adalah tim yang terogranisir dengan baik. 4
kekalahan Barca musim ini semuanya diberikan oleh tim yang terorganisir, dan
mengetahui kunci dan kelemahan dari permainan Barca. Celtic dan Milan menjadi
dua tim yang paling disorot setelah berhasil mengalahkan Barca. Sebuah tim yang
terorganisir dengan baik dapat mematikan permainan Barcelona.
Contoh paling ekstrim?
Mungkin gol seorang Fernando Torres di Camp Nou yang membuat Chelsea lolos ke
final Champions League dan menjadi juara. “Unbelievableeeee….” Kata yang
diucapkan berulang-ulang oleh komentator pertandingan saat Torres tiba-tiba
berlari sendirian dan melewati Valdes untuk mencetak gol yang membuat skor
agregat menjadi 3-2 untuk Chelsea.
Hikmahnya? Tim apapun yang
dikatakan sebagai tim terbaik pasti memiliki kelemahan di salah satu lininya.
Barca tidak sempurna, tetapi memang bisa dikatakan sebagai tim terbaik saat
ini. Kelemahan Barcelona seakan tertutup oleh permainan indah yang disajikan
sepanjang pertandingan, dan tentunya jaminan adanya gol di pertandingan yang
mereka jalani, often scored by the one and only Leo Messi.
Memang tidak mudah meniru gaya
bermain Barcelona yang sudah disiapkan selama bertahun-tahun, menanamkan
filosofi bermain indah kepada seluruh lapisan tim. Oleh karena itu banyak tim
yang mencoba, namun kemudian gagal.
Sebuah gaya permainan yang
dikembangkan melalui pemikiran jenius Johann Cruyff yang kemudian disempurnakan
Josep Guardiola, yang kemudian berhasil membawa Barcelona meraih sangat banyak
gelar dan akhirnya sukses (tentunya menarik fans dari seluruh dunia). Sebuah
gaya permainan yang tidak bisa di copy dari
Barca kemudian di-paste ke tim yang
akan menggunakannya.
Sekian pendapat saya hari ini, kritik, saran, atau komentar kalian bisa kalian sampaikan di posting ini atau mention @wpdnn
Wanna write for us? Kirimkan tulisan kalian ke wpdnn@gmail.com dengan subyek FAN OPINION: (Judul Tulisan)
-@SeputarInfoBola