Pages

Ads 468x60px

Liverpool: Kesalahan Fatal dalam Bursa Transfer



Tulisan @wpdnn


Liverpool. Siapa yang tidak asing mendengar klub tersukses di Inggris dengan delapan belas (18) gelar Liga Inggris, dan lima gelar (5) Liga Champions. Tentu dengan rekor yang bagus seperti itu, standar mereka juga tinggi dalam setiap pertandingan yang mereka jalani. Posisi empat (4) besar di Liga Inggris, dan mampu masuk minimal fase grup Liga Champions juga merupakan hal yang wajar bagi mereka.

Namun, akhir-akhir ini prestasi mereka sepertinya menurun. Musim lalu (2011/2012), mereka menempati posisi ke-8 Liga Primer Inggris. Satu tingkat di bawah rival abadi mereka, Everton. Penyebabnya? Salah satunya adalah kesalahan yang dilakukan pelatih-pelatih Liverpool pada saat mendapat kesempatan untuk membeli atau meminjam pemain. 

Musim lalu, kita dapat melihat bagaimana striker yang dibeli dengan harga yang cukup mahal dari Newcastle United, Andy Carroll, gagal memenuhi harapan fans-fans Liverpool dengan hanya mencetak sedikit gol dari seluruh kompetisi yang dijalani Liverpool. Pemain yang bertugas membantu Carroll di lini serang waktu itu, Suarez, justru lebih dipercaya menjadi pemain utama, dan mampu mencetak gol lebih banyak dari Carroll yang justru seorang striker murni (Centre Forward).

Sekarang saya akan menyoroti Liverpool pada musim ini. Saat ini Liverpool berada di posisi 12 klasemen sementara Liga Primer Inggris. Menang 2x, seri 3x, dan kalah 3x dari 9 pertandingan mereka musim ini. Mereka juga sudah mencetak 10 gol, dan kebobolan 12 gol. Jumlah gol tersebut juga merupakan salah satu ciri khas Brendan Rodgers, saat ia menjadi pelatih Swansea, hal tersebut juga terjadi, saat itu Swansea kekurangan striker handal yang mampu mencetak banyak gol.

Setelah pindah ke Liverpool dan menggantikan Kenny Dalglish, tentunya ia (Rodgers) mempunyai modal yang lebih banyak untuk mengembangkan seluruh lini tim Liverpool. Namun, saat bursa transfer musim 2012/2013, terjadi hal yang cukup mengejutkan. Muncul nama-nama terkenal yang menghiasi lini tengah Liverpool, seperti Joe Allen dan Nuri Sahin, sedangkan di lini serang, Rodgers lebih mengandalkan pemain-pemain muda dari akademi Liverpool. Sterling menjadi nama yang sering menjadi sorotan di setiap pertandingan yang dijalani Liverpool musim ini. Borini yang dibeli dari AS Roma juga menjadi berkembang dimasa kepelatihan Rodgers.

Hal aneh yang dilakukan Rodgers adalah meminjamkan Carroll ke West Ham tanpa mencari pengganti yang sebanding, akibatnya, Liverpool mengalami krisis penyerang, kekurangan gol, sulit mencetak gol, dan berbagai masalah lainnya. Sekarang, berbagai nama muncul dalam daftar pemain yang dikabarkan diincar Liverpool, mulai dari Gary Hooper (24-Celtic), Sturridge (24-Chelsea), sampai David Villa (30-Barcelona).

Satu hal lain adalah Rodgers tidak mencari pemain pelapis untuk Lucas Leiva. Seorang gelandang serba bisa milik Liverpool yang akhir-akhir ini sering mengalami cedera. Formasi 4-3-3 yang digunakan Liverpool saat ini, mungkin dapat diisi oleh Gerrard-Allen-Sahin pada lini tengah, tetapi ketiga pemain tersebut lebih baik digunakan untuk membantu tiga pemain depan Liverpool. Akibatnya, tidak ada yang membantu bek-bek Liverpool pada saat Liverpool mendapat serangan balik dari lawan-lawannya.

Mungkin terlalu cepat untuk menilai Rodgers gagal melakukan revolusi di Liverpool, kita lihat pada akhir musim nanti. Berapa gelar yang bisa didapatkan Liverpool? Apakah mereka akan mendatangkan pemain baru di bursa transfer Januari nanti? We’ll just have to wait and see.

“Revolusi tidak bisa dilaksanakan dalam hitungan hari.” Brendan Rodgers

-@SeputarInfoBola


0 comments:

Post a Comment

 

Soccers Fans